Bogor, 24 Juni 2024 – Program diskusi Teras LHA yang diselenggarakan oleh Departemen Lingkungan Hidup dan Agromaritim Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB University berhasil menggelar acara bertajuk “Membangun Paradigma Lingkungan Hidup yang Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Diskusi ini berlangsung pada Senin, 24 Juni 2024, di Gedung Fakultas Kedokteran IPB, Ruang Satari 2.01 – 2.02, dengan menghadirkan pembicara utama Prof. Dr. Ir. Sudarsono Soedomo, M.S., MPA, seorang ahli Kebijakan Lingkungan.
Acara ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai himpunan program studi di IPB University. Kehadiran mereka menunjukkan kepedulian dan komitmen generasi muda terhadap isu-isu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Diskusi berjalan dengan interaksi aktif, dimana peserta mengajukan pertanyaan dan memberikan pandangannya, menciptakan suasana yang dinamis dan produktif. Para mahasiswa mendapatkan wawasan mendalam mengenai bagaimana paradigma kelestarian lingkungan harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia tanpa membebani masyarakat.
Dalam paparannya, Prof. Sudarsono menekankan pentingnya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kesejahteraan ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Prioritas utama harus diberikan pada pemenuhan kebutuhan dasar, terutama bagi masyarakat miskin. “Kalau diri sendiri masih miskin, sebaiknya prioritaskan dulu kebutuhan yang realistis,” tegas Prof. Sudarsono.
Guru besar Fakultas Kehutanan IPB University tersebut menggunakan analogi hirarki kebutuhan Maslow untuk menjelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan utama yang paling penting bagi masyarakat bawah. Beliau juga menggaris bawahi korelasi positif antara tingkat pendapatan dengan emisi CO2 serta kesejahteraan masyarakat, yang menunjukkan bahwa tingkat emisi karbon sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, paradigma kelestarian lingkungan harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia tanpa membebani masyarakat.
Prof. Sudarsono menyarankan agar sumber daya hutan dibagi secara seimbang: sepertiga untuk kawasan lindung, sepertiga untuk budidaya hutan, dan sepertiga untuk budidaya lainnya. “Alokasi kawasan hutan harus menguntungkan secara ekonomi, sosial, dan ekologi yang berjalan secara seimbang,” tambahnya. Beliau juga mencatat bahwa di wilayah Jawa, 50% wilayah sudah menjadi lahan investasi yang berdampak pada produktivitas lahan.
Selain itu, Prof. Sudarsono membahas kesalah pahaman tentang persepsi kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia. Menurutnya, kekayaan SDA Indonesia hanya setara dengan $4000 per kapita. Beliau menekankan bahwa permasalahan lingkungan harus menjadi tanggung jawab pemerintah tanpa membebani masyarakat dan pentingnya membuat kebijakan lingkungan yang mempertimbangkan berbagai sudut pandang.
Diskusi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya pengelolaan sumber daya hutan secara seimbang dan tanggung jawab pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Pendekatan yang seimbang dan realistis menjadi kunci dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dengan penekanan pada kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.
Program diskusi Teras LHA ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam memperkuat paradigma lingkungan hidup yang adil dan berkelanjutan, serta menjadi wawasan baru dan semangat untuk berkontribusi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup secara berkeadilan dan berkelanjutan.
Add a Comment